Sabtu, 30 Maret 2013

Cuplikan Novel Gadis Pesawat Kertas_ uchiya

...

“Sang gadis kembali harus menangis. Kerinduannya menguap mengawan hitam, dan turun bersama tetes-tetes lembut air hujan yang berjalan perlahan mengikuti aliran sungai. Menunggunya bermuara ke laut, mencari keluarga tercinta, dalam kesendirian.”
Mentari tak sanggup meneruskan kata-katanya. Matanya masih ringkih untuk tidak menangis saat ini. Jadi untuk menghindarinya, ia tidak akan melanjutkan kerinduannya. Namun Mentari merobek kertas bukunya dan mulai menulis hal lain.
Kini langit yang jingga tak lagi tampak, kelam telah menjemput. Ditemani anggunnya temaram cahaya bintang. Meski, rintik hujan mencuri sinarnya kini. Semoga, kau bintangku tak redup jua.
Kalimat singkat itu ditulisnya dengan tulisan yang agak besar. Di akhir tulisan, dibubuhkan tanda tangan yang berupa namanya. Dilipatnya kertas itu hingga menyamai pesawat. Berharap pria idamannya lewat, dan ia bisa memberikan surat itu padanya. Tak peduli dengan ketidakpedulian yang nanti akan didapatinya. Yang jelas Mentari sangat ingin iseng mengganggu laki-laki itu malam ini.
Ternyata ia benar-benar lewat! Mentari segera menerbangkan pesawat hatinya pada laki-laki itu. Namun ia tak dapat melihat untuk memastikan apakah pesawatnya dapat dilihat dan diambil laki-laki itu entah tidak. Mentari hanya bisa berharap.
...

Continue reading