Minggu, 16 Juni 2013

Menanti sosok ketiga

Saat ini, ada kerinduan yang menusuk-nusuk sampai ke dalam dadaku.
Haaah, rindu keluarga di kampung, rindu papa… laki-laki yang amat kucintai, karena Allah.
Bagaimana tidak? Lelaki panutanku itu sungguh sempurna di mataku. Dengan agama yang kuat, kepintaran yang mengagumkan, kebijaksanaannya yang membanggakan, dan segala sikap baiknya yang membuat terharu…

Lelaki kedua yang kucintai, jelas ia adikku satu-satunya.
Ya, meski kami sering berkelakar sampai sesekali bertengkar, bagaimanapun aku sangat mencintainya karena Allah…
Di usianya yang masih muda (kelas 1 SMA), di masa remajanya (yang remaja lain seusianya banyak menghabiskan waktu mereka untuk hura-hura) adikku sudah menyibukkan diri beribadah dan memperdalam ilmu agamanya (aku bahkan sering malu dengan diriku sendiri). Dia juga anak yang sangat pintar. Tak heran begitu banyak teman-teman perempuannya yang mencoba mendekatiku untuk mengambil hatiku. Adikku kawan yang setia dan sejati.

Dan, untuk lelaki ketiga yang akan kucintai karena Allah, jelas aku menginginkan yang tak jauh-jauh dari dua lelaki hebat sebelumnya. Jelas, yang pertama dia harus mencintai Allah (aku menghargai ia yang taat beragama), yang kedua, aku inginkan ia yang luas wawasannya, agar ia bisa jadi ensiklopediku apabila ada hal yang aku belum ketahui (heheee), kalau agama dan inteleknya baik, jelas kepribadiannya akan baik, dan dari wajahnya akan terpancar ketampanan iman dan intelek.

Aku tidak berani bermimpi jika aku bukanlah perempuan yang baik. (Ingat, perempuan yang baik adalah untuk lelaki yang baik juga). Jelas aku sangat memiliki itu sebagai peganganku. Selama ini, aku sangat menjaga pergaulanku, juga kesucianku tentunya, aku bahkan rela dibilang katrok, sok suci, dan kampungan (its oke) karena belum sekalipun mau mengecap pacaran. Ya… aku tak suka dengan hubungan yang mendekati zina itu.

Diimami papa, jangan ditanya, sudah teramat sering. Diimami adik, aku juga sering, lelaki ketiga, pecinta Allah yang masih dirahasiakan untukku, aku masih menanti untuk kau imami shalatku. J

Continue reading

Selasa, 11 Juni 2013

cerita seputar hari sabtu (graduation)

bagi yang menilai gue itu seorang yang kaya ekspresi (full ekspresif, atau kasarannya lebay ekspresi), sepertinya harus mengkaji foto ini dulu deh:















(kalo yang nggak tau mana gue, gue di sebelah kanan si wisudawan).
nah, apayang kalian pikirin tentang ekspresi gue di foto itu??? (gue tunggu lima detik)

Nahh... apapun jawaban kalian, yang jelas sebenernya itu nggak seperti keliatannya. beneran deh! meskipun gue sedang senyum sambil sok alay ngacungin dua jari. SUMPAH!!! itu cuma biar keliatan ceria n bagus di foto aja, sama biar temen gue yang wisuda seneng aja...
padahal aslinya parah bgt!!! :'(

dalam hati gue menderita, menangis, tercabik-cabik, ngilu.... gue nangisssss


:: flash back ke cerita gue menjalani skripsi >>

gue nyari2 and mikir2 judul yg tepat, pas, n cocok banget buat gue dari semester 6. nah, pas ketemu sama judul yang udah serasi ama gue, saatnya menyusun trik n taktik untuk bisa bertemu dosen PA di saat yang tepat (saat yang tepat adalah saat minyak di wajahnya nggak lagi panas, tp lagi sejuk). berhubung PA gue itu dosen yang ditakuti karena ketajaman mulutnya saat perkuliahan, banyak yang nakut-nakutin gue (bukannya mendukung n ngasih semangat) buat nemui PA gue tersebut. alhasil, setelah mengantongi 3 minggu lamanya tu judul, gue baru berani menghadap beliau (itu juga karena ortu gue yang udah maksa)
nah.... kalian tau apa yang terjadi saat gue menghadap?? gila!! gue nyesel udah ngundur-ngundur... di luar perkuliahan ibuk PA gue itu baiiiiiiik banget! pas gue ngajuin judul juga nggak banyak tanya, cuma tanya ala kadarnya, abis itu... set sat sreet... kertasnya ditanda tangani juga!!! horaaaai.... seneng banget gue, satu tahap udah terlewati...
nah, saatnya gue ngurus ini dan itu buat syarat ngajuin judul ke jurusan...

saat gue udah selesai masukin judul gue ke kantor jurusan, nah... gue tanya-tanya ama senior, kapan kira-kira judul gue bakal keluar. ternyata, tulang gue remuk saat itu juga "Sebulan dek, paling cepat juga tiga minggu." begitulah kira-kira jawabnya saat itu. gue pikir, seminggu itu udah lama, tapi ternyata??? :'(

sebulan dua bulan gue tunggu, judul gue belum juga keluar (ini ceritanya udah masuk semester 7). gue jadi pasrah sampai-sampai nggak kepikiran lagi sama tuh judul, sampai-sampai, 3 bulan lewat, akhirnya judul itu baru kelar... dengan pembimbing satu dosen keren yang jago banget baca puisi (kalo yang ini, nggak ada yang bisa ngalahin tuh bapak di kampus) dan dosbing 2 ibuk muda yang gue belum pernah tau sebelumnya.
\jadilah hari itu gue mondar-mandir kantor jurusan buar nyari n nemui dosbing (ceritanya ngelapor). dan, hari itu (gue inget banget itu hari selasa) hanya dosbing 2 lah yang bisa gue temui, sedang dosbing 1 gue ga nongol-nongol di kampus...

2 minggu nguber-nguber dosbing 1, akhirnya ketemu, dan gue mulai nulis, kira-kira 2 minggu gue udah bisa bikin ampe bab 3. nah... saat gue nyari dosbing buat bimbingan, hanya dosbing2 lagi yang ketemu, dan kalian tau ibuk itu bilang apa????
"Ini judulnya diganti ya, sama kuantitatif eksperimen" gue senyum selebar-lebarnya, tapi dalam hati gue merutuk.

nah, gue nyoba sabar (sebagai mahasiswa tingkat akhir yang butuh dosbing, gue nggak mau banyak tingkah). gue mulai lagi bikin dari nol. saat udah selesai dan nguber-nguber dosbing lagi, ketemu tuh si bapak dosbing1 gue (yang udah lama gue uber tapi nggak dapet-dapet). pas gue kasi liat ke si bapak (yang sering hilang-hilang timbul, lebih banyak hilangnya dari timbulnya) proposal baru gue itu, si bapak protes, kenapa jadi diganti? gue jadi dilema dong, si dosbing2 minta ganti, dosbing1 ngelarang. yah...jadilah selama dua minggu gue dilema dan bolak-balik dosbing1 dan dosbing dua sampai akhirnya beliau-beliau mendapat kata sepakat dengan dimediasi gue yang entah kenapa saat itu pinter banget ngelobi.

kira-kira setelah 4 bulan judul gue keluar, akhirnya proposal penelitian (praskripsi) gue di acc untuk seminar. (coba deh, hitung-hitung berapa lama, judul tiga bulan lebih, proposal empat bulan). biasanya jadwal seminar itu akan keluar jadwalnya dalam seminggu. tapi gue masih harus disuruh nunggu lagi dengan keluarnya jadwal seminar gue dalam tiga minggu :'(

nah, selesai seminar, gue perbaikan, penelitian, daaaaaan. stuck di olah data.
dosbing gue pada cuek2 en nyuruh gue mandiri karena nganggap gue yang pinter ini nggak perlu bimbingan lagi :'(

sampai sekarang gue masih nyari-nyari dosbing ketiga yang mau ngasih bimbingan dengan setulus hatinya...
ada yang mau???

oya... balik lagi soal wisuda, gue pengennya sih bisa wisuda di periode selanjutnya tahun ini ya (Amin), di bulan september nanti.. kami-kamu yang baca ini tolong doakan gue, kali aja doanya manjur gitu...
Arrigato gozaimasu... wo ai ni :*




Continue reading