I Found The One
Awalnya,
kupikir memang haya dirimulah satu2nya lelaki yang bisa membuatku mencinta.
Tetapi ternyata aku salah... salah besar! Masih ada di luar sana yang bisa
membuat dadaku berdesir dan hatiku berdecak kagum saat dia mengutarakan
pemikirannya yang sangat bijak. Ini kutemukan setelah aku berpikir untuk lebih
membuka diri dan menjalin pergaulan yang lebih luas lagi. Karena kupikir, kalau
aku masih tetap monoton, tidak pernah merubah cara bergaulku, aku yakin tidak
akan menemukan orang lain yang juga memiliki sisi lain yang secara tidak
langsung memiliki karisma yang bisa membuatku menyukai. Memang, masih sebatas
menyukai. Tetapiini sudah cukup bagiku untuk memulai sebuah permulaan mencoba menjalin
kembali hubungan dengan lawan jenis. Karena dengan jujur kuakui, semenjak
mengenalmu dan menyimpan perasaan cinta terhadapmu sampai kepada patah hati
yang kualami, aku memang belum pernah lagi merasakan ketertarikan kepada
laki-laki lain. Bukan karena trauma, tetapi lebih pada tidak adanya “sesuatu”
yang bisa aku dapatkan dari mereka-mereka yang sudah berusaha untuk bisa lebih
dekat denganku.
Aku
menemukannya di organisasi yang sekarang sedang aku geluti. Awalnya aku
memandangnya biasa, sama seperti pria kebanyakan. Tetapi, setelah berkali-kali
dia berbicara, dengan tutur katanya yang halus dan berisi, aku menjadi sedikit
memiliki kekaguman dan ketertarikan terhadapnya. Ya, kuakui dia memang good looking, just good looking, tidak
setampan lelaki terdahulu yang menyita perhatianku bertahun-tahun.
Tetapi
ada satu hal, ada perkataannya yang membuat dadaku bergetar, entah karena apa,
dan entah sadar atau tidak, dia ketika itu bilang “mana tau kamu jodohku” Wow!
Amazing. Aku yang untung saja memiliki kontrol diri yang baik jadi hanya
mengucapkan kata “insya Allah. Amin!” dalam hati saja. Karena, tak tahulah
seberapa malunya aku kalau aku mengucapkannya keras-keras.
Sekarang,
aku akan jalani saja hidupku yang sedang dan yang akan berlalu ini. Karena aku tidak
akan pernah tahu bagaimana aku dan pria baru itu nantinya, apakah kami bisa
lebih dekat, atau hanya sekedar teman. Dan apakah aku memang benar-benar bisa
melupakanmu dan menggantikan posisimu di hatiku dengannya, ataukah masih tetap
dirimu yang ada dan mengukir dalam hatiku?
0 komentar:
Posting Komentar