Geram, aku benar-benar
geram sekarang, disaat aku berusaha untuk kembali normal, berbuat baik padanya,
dia malah bersikap cuek, acuh tak acuh padaku. dia sakit, aku mendoakannya, aku
mengajak teman2 menjenguknya, tetapi, setelah dia kelihatan di kampus dan aku
menyapanya, aku menanyakan keadaannya, dia dengan sombong hanya berlalu dan
menjawab sekenanya saja. memangnya siapa dia???
entah kenapa aku merasa
dia begitu membenciku, bahkan teramat membenciku!!setiap apa yang kulakukan
selalu salah dimatanya, dia selalu mengkritikku, dia selalu sinis kepadaku, dia
selalu menyindir-nyindir aku. apa salahku???
kuceritakan keganjalan
yang sudah sering terjadi padanya ini kepada temanku, tetapi, aku malah disuruh
untuk berpositif thinking padanya. Apa??? positif thinking (lagi) ??? tahukah
kamu, kalau aku sudah capek??? selama ini, sudah hampir satu semester
belakangan aku selalu dan selalu mengalah padanya, berusaha mengerti
keadaannya, psikologisnya, tetapi kenapa dia juga tidak mencoba berlaku sama?
kenapa dia juga tidak berusaha mencoba mengerti aku?
dahulu, disaat dia
jenuh dengan temannya yang selalu membuatnya tidak nyaman, dia datang kepadaku,
Oke, aku welcome saja kepadanya, aku yang dengan keterbatasanku dan tidak
banyak bicara membuatnya betah denganku, semakin dekat bahkan dia sering
berkunjung dan menginap di kosku, aku santai saja, aku perlakukan dia yang
merupakan tamuku selayaknya raja.
tetapi keadaan lama
kelamaan berubah ketika dia mulai bersikap seenaknya, mulai sok
mengatur-aturku, mulai sinis dengan segala tindakanku, segala yang kulakukan
selalu salah, dia juga suka marah-marah tak jelas terhadapku. aneh, benar-benar
aneh pikirku, tetapi aku enjoy saja, aku sabar saja, mungkin dia memang perlu
lebih dimengerti. aku selalu baik-baikin dia, semoga dia merasakan kalau aku
ini benar-benar tulus padanya, dan tak pantas untuk disakiti.
Namun, ternyata salah!
kuperhatikan lama-kelamaan dia semakin menjadi-jadi, sudah mulai menyakiti
hatiku, bahkan lebih sakit dari yang kalian bayangkan! aku berusaha berpikir
bagaimana, apa jalan keluarnya agar dia bisa berubah dan tidak lagi menyakiti,
karena aku sudah menganggapnya sebagai sahabatku. tetapi, aku tak menemukan
solusi. ternyata aku hanya seorang bodoh yang tidak bisa menemukan solusi untuk
masalahku sendiri.
Akhirnya, aku
memutuskan untuk jalan sendiri, maksudnya tidak bersamanya dulu, lebih tegasnya
lagi aku menghindar untuk tidak dulu bersama-sama dengannya. aku ingin mencoba
introspeksi diriku, aku coba pikir-pikir apa salahku padanya hingga dia berubah
seperti itu.
seiring berjalannya
waktu, aku mulai merasa dia berubah, dia seperti rindu untuk bersama-sama
denganku, dia mulai mencari-cari obrolan agar aku mau mendengarnya, dan aku
langsung mulai merubah sikapku, aku kembali dekat dan hangat dengannya. TETAPI,
itu hanya berlangsung beberapa hari saja, dia kembali kepada sikap anehnya.
geram, aku benar-benar geram. jadi, kuputuskan saja untuk benar-benar
menghindar darinya.
Dia berulang tahun. aku
tahu dan sudah mengancang-ancang sehari sebelumnya kalimat terindah apa yang
akan kuucapkan sebagai persembahan di hari jadinya itu. ternyata, aku adalah
orang pertama yang memberinya ucapan selamat. suatu kebanggaan buatku, dan
sebagai bahan pertimbangan baginya kalau akulah orang yang paling peduli dan
perhatian terhadapnya.
Suatu waktu dia dapat
musibah, dia sakit. aku cukup kaget denga berita itu, kaget dengan sakitnya,
dan juga kaget karena dia tak memberitahuku. tetapi yasudahlah, mungkin dia
memang tidak sempat memberitahuku. kudoakan atas kesembuhannya, tetapi sudah
lebih dari seminggu dia belum juga muncul di kelas, timbul rasa kasihanku,
terutama kulihat teman-teman di kelas tidak ada yang ingat dia. Jadi kuingatkan
saja kepada teman-teman dan mengajak mereka untuk melihatnya, apakah dia
sakitnya parah???
tetapi, karena
kesibukan dan kepentingan pribadi masing-masing yang berbeda, rencana
melihatnya pun tertunda-tunda sampai pada akhirnya dia masuk.
Aku kaget saja ketika
dia sudah berada di kelas perkuliahan kedua, sedangkan kelas pagi dia tidak
masuk. tetapi karena sedang belajar dan ada dosen, aku belum berkata apa-apa
kepadanya yang kebetulan juga duduk berjauhan denganku di kelas. jadi, ketika
sudah bubarlah aku bisa menegurnya dan menanyakan keadaannya. dengan gaya
terburu-buru dia menjawab pertanyaanku sekenanya saja, kupikir dia sedang
terburu-buru, tetapi ketika selesai bicara denganku, dia malah berbicara dengan
teman lain (aku yakin dia hanya mengalihkanku saja, dia pasti hanya
mencari-cari obrolan saja dengan teman yang satu itu. karena, mereka sama
sekali tidak dekat! bahkan mungkin tidak akan bicara kalau tidak perlu walaupun
satu kelas.) aku tersinggung dan langsung beriba hati karenanya, tak tahu air
mataku berlinang, namun aku sadar ini bukan saat dan tempat yang tepat, aku
segera menyembunyikannya.
hari ini hari ulang
tahunku. banjir, facebookku banjir dengan notifikasi, twitterku juga banjir
mention ucapan selamat ulang tahun. apalagi hapeku, setiap saat berdering,
namun, kutunggu-tunggu sms darinya tidak kunjung datang, sedikit kecewa dia melupakanku.
tetapi, lagi-lagi aku mengerti keadaannya, dia sedang sakit dan tidak mungkin
sempat memikirkan itu. TETAPI, tidak, dia tidak sakit, dia sudah sembuh! tetapi
kenapa dia begitu? dia benar-benar sudah tidak menganggapku lagi, aku memang
bukan temannya lagi.
kini, apa masih pantas
aku berpositif thinking padanya???
0 komentar:
Posting Komentar