Selasa, 08 November 2011

membuka mataku


Hari ini (27/10), meregang sakit ragaku tergeletak lemas di atas pembaringan berselimut warna biru, betapa lemahnya aku tidak dapat melakukan apa-apa untuk diriku sendiri. Bahkan untuk bangkit, bangkit dari tidurku untuk minum saja sulit sekali rasanya. Sebenarnya aku sakit sudah dari tiga hari lalu, tapi kurasa ini puncaknya. Dari kemarin aku muntah-muntah sudah 3 kali. Apa yang kumakan pasti akan keluar kembali, dan aku sudah berobat ke bidan dekat kos, tapi ga ada angsuran. Tadi pagi sudah kuhubungi semua teman-temanku dan bilang kalau aku ga sanggup bahkan untuk bangkit dari tempat tidur. Tapi, sampai pukul 10.00 ini tidak ada satupun juga yang bersedia menengokku. Tak terasa air mataku mengalir, sulit sekali untuk tidak menangis dalam keadaan seperti ini aku benar-benar merasa sendiri. Jauh dari orang tua, sendiri di kamar, dan sekarang tidak ada satupun temanku yang peduli untuk membantuku. KEMANA KALIAN SAAT AKU BUTUH??? Entahlah... mungkin memang semua pada sibuk, tapi, apa ke perpustakaan tidak bisa ditunda dulu? Harus kakakku juga yang minta baru kalian datang, kamu “D”, dulu kamu sakit siapa yg rawat? Di saat teman kosmu tak ada yang peduli. Sudahlah, itu semua sudah terjadi, yang jelas, peristiwa sakitnya aku ini telah membuka lebar mataku dan pandanganku terhadap kalian teman-temanku, kalau sesungguhnya memang belum ada teman yang bisa diharapkan bisa setia dan sejati. Aku paham dan CUKUP TAU yaa. Sakit ini telah memberitahuku akan semuanya.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar