Aku masih duduk di
titik sudut, tempat hanya dinginnya angin yang berani menyapaku. Tersungkur
dalam ruang kosong penuh kehampaan bernama kenangan masa silam. Perlahan,
kenangan mengutuk sukma dalam-dalam. Menghadirkan rasa yang telah lama
ditinggalkan. Usang dalam balutan lawah kenangan.
Bahagia yang berada di
masa yang telah ditinggalkan, memaksaku yang berada di masa ini kembali
terenyuh akan...
Selasa, 23 Agustus 2016
Rabu, 01 Juni 2016
ke Dadamu
Kita sama-sama berteduh. Berdiri bersisian. Sesekali
menatap dalam lirikan, seakan segan ketahuan.
Menatap jalanan, menadah hujan turun perlahan,
kemudian bergumam pelan,
“Hari ke sembilan pulang kerja harus kemalaman sebab
terkurung hujan”.
Kutau kau tak tertarik, meski berkali-kali
kulirik, kau tak berkutik.
Mungkin memangku yang tak menarik, apalagi
cantik.
Atau haruskah ku mengeluarkan...
Sabtu, 28 Mei 2016
Part III
Senja Di Ujung Rindu
Tubuh yang dulu ketika
berpisah dengannya adalah tubuh yang tegap dan kuat, kini terlihat pucat dan
ringkih. Sangat kurus. Jo mendekat.
“Maafkan aku, Sandy…”
“Kenapa kamu tidak
datang?”
“Aku… penyakit
pelupaku. Aku keliru. Kupikir tanggal 29 kemarin adalah tanggal 22.”
“Jadi kamu, datang
seminggu setelah kita janjian?”
“Iya, aku datang, dan
aku juga kesal hari itu....
Part II
Senja Di Ujung Rindu
Elektrokardiograf mengeluarkan bunyi tuuut panjang. Ruangan rawat yang sepi itu seperti meminta perhatian perawat dan dokter jaga untuk segera datang. Tiada orang lain di ruangan selain pasien yang keliatannya sedang sekarat.
dokter dan suster berlarian menuju ruang rawat Ambun Pagi itu. Meja beroda yang berisi peralatan medis itu ikut didorong ke dalam ruangan.
"Siapkan defibrilator!"...
Jumat, 27 Mei 2016
Part 1
Senja Di Ujung Rindu
Silau. Matanya menyipit dari terpaan sinar matahari yang bertahan dari kerasnya deburan ombak. Rambut Ikal sebahunya menari-nari disapu angin pantai. Tangannya masih dilipat di depan dada kala kakinya dijilat-jilati air laut. Raut gusar itu tak dapat disembunyikan pantulan jingga air laut. Sesekali kegelisahannya memutar kepalanya ke arah daratan. Nihil. Ia tak melihat sosok...
Kamis, 26 Mei 2016
Adin
Aku menemukan sebuah tempat yang membuatku
mulai mengerti dengan kata ‘nyaman’ yang sering kudengar dari ucapan orang-orang
dewasa. Di tempat ini, entah mengapa keringat rasanya ciut untuk keluar, geligi
tak mau absen melihat dunia sekitar, dan lesung pipiku yang dalam selalu ingin
pamer pada alam. Sejuk, senang, tenang, dan nyaman. Tak ada suara bising, tak
ada tawa lepas yang entah apa lelucon...
Rabu, 25 Mei 2016
Kaukah Bulan
Gelap. Listrik padam lagi. Malam ini, adalah
malam ketiga kotaku dirundung kegelapan. Kali ini ada kemajuan, tidak hanya
gelap, tetapi angin pun bertiup lumayan kencang. Kotaku yang panas, berubah
agak sejuk, kerja kipas angin di kamar pun terbantu.
Kudongakkan kepala ke langit begitu tubuhku
sudah berada di teras kamar. Tiada bintang, hanya bulan redup dan samar yang
sinarnya seperti mendapatkan...
Langganan:
Postingan (Atom)