Selasa, 23 Agustus 2016

Hujan dari Sudut Kamar

Aku masih duduk di titik sudut, tempat hanya dinginnya angin yang berani menyapaku. Tersungkur dalam ruang kosong penuh kehampaan bernama kenangan masa silam. Perlahan, kenangan mengutuk sukma dalam-dalam. Menghadirkan rasa yang telah lama ditinggalkan. Usang dalam balutan lawah kenangan. Bahagia yang berada di masa yang telah ditinggalkan, memaksaku yang berada di masa ini kembali terenyuh akan...

Continue reading

Rabu, 01 Juni 2016

ke Dadamu

Kita sama-sama berteduh. Berdiri bersisian. Sesekali menatap dalam lirikan, seakan segan ketahuan. Menatap jalanan, menadah hujan turun perlahan, kemudian bergumam pelan, “Hari ke sembilan pulang kerja harus kemalaman sebab terkurung hujan”. Kutau kau tak tertarik, meski berkali-kali kulirik, kau tak berkutik. Mungkin memangku yang tak menarik, apalagi cantik. Atau haruskah ku mengeluarkan...

Continue reading

Sabtu, 28 Mei 2016

Part III

Senja Di Ujung Rindu Tubuh yang dulu ketika berpisah dengannya adalah tubuh yang tegap dan kuat, kini terlihat pucat dan ringkih. Sangat kurus. Jo mendekat. “Maafkan aku, Sandy…” “Kenapa kamu tidak datang?” “Aku… penyakit pelupaku. Aku keliru. Kupikir tanggal 29 kemarin adalah tanggal 22.” “Jadi kamu, datang seminggu setelah kita janjian?” “Iya, aku datang, dan aku juga kesal hari itu....

Continue reading

Part II

Senja Di Ujung Rindu Elektrokardiograf mengeluarkan bunyi tuuut panjang. Ruangan rawat yang sepi itu seperti meminta perhatian perawat dan dokter jaga untuk segera datang. Tiada orang lain di ruangan selain pasien yang keliatannya sedang sekarat. dokter dan suster berlarian menuju ruang rawat Ambun Pagi itu. Meja beroda yang berisi peralatan medis itu ikut didorong ke dalam ruangan. "Siapkan defibrilator!"...

Continue reading

Jumat, 27 Mei 2016

Part 1

Senja Di Ujung Rindu Silau. Matanya menyipit dari terpaan sinar matahari yang bertahan dari kerasnya deburan ombak. Rambut Ikal sebahunya menari-nari disapu angin pantai. Tangannya masih dilipat di depan dada kala kakinya dijilat-jilati air laut. Raut gusar itu tak dapat disembunyikan pantulan jingga air laut. Sesekali kegelisahannya memutar kepalanya ke arah daratan. Nihil. Ia tak melihat sosok...

Continue reading

Kamis, 26 Mei 2016

Adin

Aku menemukan sebuah tempat yang membuatku mulai mengerti dengan kata ‘nyaman’ yang sering kudengar dari ucapan orang-orang dewasa. Di tempat ini, entah mengapa keringat rasanya ciut untuk keluar, geligi tak mau absen melihat dunia sekitar, dan lesung pipiku yang dalam selalu ingin pamer pada alam. Sejuk, senang, tenang, dan nyaman. Tak ada suara bising, tak ada tawa lepas yang entah apa lelucon...

Continue reading

Rabu, 25 Mei 2016

Kaukah Bulan

Gelap. Listrik padam lagi. Malam ini, adalah malam ketiga kotaku dirundung kegelapan. Kali ini ada kemajuan, tidak hanya gelap, tetapi angin pun bertiup lumayan kencang. Kotaku yang panas, berubah agak sejuk, kerja kipas angin di kamar pun terbantu. Kudongakkan kepala ke langit begitu tubuhku sudah berada di teras kamar. Tiada bintang, hanya bulan redup dan samar yang sinarnya seperti mendapatkan...

Continue reading