Minggu, 23 Oktober 2011

Pria Pencuri Hati



fantasyball_005.pngWahai engkau pemilik wajah rupawan, kuingat senyum manis penuh ketulusan itu selalu kau hadiahkan padaku setiap kali kitabertemu pandang. Sejuk kurasakan hatiku yang gundah menjadi berubah indah...
Wahai engkau pemilik pribadi seelok senja, kuingat tutur lembutmu itu selalu kau berikan padaku setiap kali kita beradu ucap. Nyaman kurasa risauku berubah menjadi tentram...
Wahai engkau pemilik hati berselimut iman, kuingat kalimat-kalimat nasehatmu yang pernah kau persembahkan di awal pertemuan kita telah menghipnotis aku yang sedang merasa tragis...
Wahai engkau pria pencuri hati, ingin aku menciptakan ratusan puisi yang menyejukkanmu, namun ribuan puisi indah pun kurasa takkan dapat menggambarkan betapa sempurnanya kekagumanku padamu...
christmas_icon_009.pngWahai engkau pria yang cerdas pikirnya, izinkan aku mengagumimu, menjadi orang yang selalu berada di belakangmu untuk mendoakan yang terbaik untukmu, semoga kamu mau... J


Continue reading

Jumat, 21 Oktober 2011

Pertolongan Tuhan


Buliran keringat kerja keras telah berjuta bahkan tak terhitung untuk membuat sebuah karya ini. Memang ini tak seberapa kalau dipandang dari orang-orang yang terbiasa dengan keilmiahan, namun bagiku, ini hal baru dan merupakan tantangan berat yang harus ditaklukan. Dan alhamdulillah, pertolongan Tuhan itu selalu menyertai perjuanganku yang tanpa lelah. Aku berhasil mengerjakannya dan menyelesaikannya tepat pada waktunya. lega sekaligus bangga bercampur aduk dan menari-nari dalam benakku.
    ini benar-benar sebuah pengalaman yang takkan pernah kulupakan. pasalnya, makalah ini baru selesai 10 menit sebelum waktu pengumpulan dan aku harus menempuh jarak yang lumayan jauh dari kosku untuk menuju sekre (tempat pengumpulan makalah), dan aku menuju sekre hanya dengan kekuatan semangat dan juga kecemasan karena dikejar waktu, karena aku yakin tidak akan cukup waktu yang tersisa (kira-kira 7 menit menuju sekre) untuk sampai tepat waktu (pukul 19.00) alhasil aku yang berbekal nekad menyusuri jalanan kampus yang basah dan gelap serta sepi dengan hati yang sedikit kikuk. namun sekali lagi, pertolonganNya menyelamatkanku yang harus menyusuri rumah kosong yang berjejer di sekitar jalan sebelum sekre, sempat aku terjatuh ketika berjalan terburu di sekitar jalanan yang gelap itu, tanpa mengeluh dan gentar sedikitpun kutahan sakitku dan aku mulai berlari untuk mempercepat langkah agar aku tidak terlambat. 
    Akhirnya... aku sampai di sekre dan bisa mengumpulkan makalah ilmiahku tepat waktu. ini mukjizat bagiku yang sedari siang tadi pusing memikirkan bagaimana nasib makalahku. tapi aku kini lega. namun tak bisa berlama-lama karena aku harus mempersiapkan diri untuk seminar makalah dua hari lagi, yaitu hari minggu. semoga aku kuat! dan semoga Tuhan tidak pernah bosan memberikan nikmatNya kepadaku... :)

Continue reading

Rabu, 05 Oktober 2011

Find Found


I Found The One

Awalnya, kupikir memang haya dirimulah satu2nya lelaki yang bisa membuatku mencinta. Tetapi ternyata aku salah... salah besar! Masih ada di luar sana yang bisa membuat dadaku berdesir dan hatiku berdecak kagum saat dia mengutarakan pemikirannya yang sangat bijak. Ini kutemukan setelah aku berpikir untuk lebih membuka diri dan menjalin pergaulan yang lebih luas lagi. Karena kupikir, kalau aku masih tetap monoton, tidak pernah merubah cara bergaulku, aku yakin tidak akan menemukan orang lain yang juga memiliki sisi lain yang secara tidak langsung memiliki karisma yang bisa membuatku menyukai. Memang, masih sebatas menyukai. Tetapiini sudah cukup bagiku untuk memulai sebuah permulaan mencoba menjalin kembali hubungan dengan lawan jenis. Karena dengan jujur kuakui, semenjak mengenalmu dan menyimpan perasaan cinta terhadapmu sampai kepada patah hati yang kualami, aku memang belum pernah lagi merasakan ketertarikan kepada laki-laki lain. Bukan karena trauma, tetapi lebih pada tidak adanya “sesuatu” yang bisa aku dapatkan dari mereka-mereka yang sudah berusaha untuk bisa lebih dekat denganku.
Aku menemukannya di organisasi yang sekarang sedang aku geluti. Awalnya aku memandangnya biasa, sama seperti pria kebanyakan. Tetapi, setelah berkali-kali dia berbicara, dengan tutur katanya yang halus dan berisi, aku menjadi sedikit memiliki kekaguman dan ketertarikan terhadapnya. Ya, kuakui dia memang good looking, just good looking, tidak setampan lelaki terdahulu yang menyita perhatianku bertahun-tahun.
Tetapi ada satu hal, ada perkataannya yang membuat dadaku bergetar, entah karena apa, dan entah sadar atau tidak, dia ketika itu bilang “mana tau kamu jodohku” Wow! Amazing. Aku yang untung saja memiliki kontrol diri yang baik jadi hanya mengucapkan kata “insya Allah. Amin!” dalam hati saja. Karena, tak tahulah seberapa malunya aku kalau aku mengucapkannya keras-keras.
Sekarang, aku akan jalani saja hidupku yang sedang dan yang akan berlalu ini. Karena aku tidak akan pernah tahu bagaimana aku dan pria baru itu nantinya, apakah kami bisa lebih dekat, atau hanya sekedar teman. Dan apakah aku memang benar-benar bisa melupakanmu dan menggantikan posisimu di hatiku dengannya, ataukah masih tetap dirimu yang ada dan mengukir dalam hatiku?

Continue reading

Selasa, 04 Oktober 2011

Voice


Geram, aku benar-benar geram sekarang, disaat aku berusaha untuk kembali normal, berbuat baik padanya, dia malah bersikap cuek, acuh tak acuh padaku. dia sakit, aku mendoakannya, aku mengajak teman2 menjenguknya, tetapi, setelah dia kelihatan di kampus dan aku menyapanya, aku menanyakan keadaannya, dia dengan sombong hanya berlalu dan menjawab sekenanya saja. memangnya siapa dia???
entah kenapa aku merasa dia begitu membenciku, bahkan teramat membenciku!!setiap apa yang kulakukan selalu salah dimatanya, dia selalu mengkritikku, dia selalu sinis kepadaku, dia selalu menyindir-nyindir aku. apa salahku???
kuceritakan keganjalan yang sudah sering terjadi padanya ini kepada temanku, tetapi, aku malah disuruh untuk berpositif thinking padanya. Apa??? positif thinking (lagi) ??? tahukah kamu, kalau aku sudah capek??? selama ini, sudah hampir satu semester belakangan aku selalu dan selalu mengalah padanya, berusaha mengerti keadaannya, psikologisnya, tetapi kenapa dia juga tidak mencoba berlaku sama? kenapa dia juga tidak berusaha mencoba mengerti aku?
dahulu, disaat dia jenuh dengan temannya yang selalu membuatnya tidak nyaman, dia datang kepadaku, Oke, aku welcome saja kepadanya, aku yang dengan keterbatasanku dan tidak banyak bicara membuatnya betah denganku, semakin dekat bahkan dia sering berkunjung dan menginap di kosku, aku santai saja, aku perlakukan dia yang merupakan tamuku selayaknya raja.
tetapi keadaan lama kelamaan berubah ketika dia mulai bersikap seenaknya, mulai sok mengatur-aturku, mulai sinis dengan segala tindakanku, segala yang kulakukan selalu salah, dia juga suka marah-marah tak jelas terhadapku. aneh, benar-benar aneh pikirku, tetapi aku enjoy saja, aku sabar saja, mungkin dia memang perlu lebih dimengerti. aku selalu baik-baikin dia, semoga dia merasakan kalau aku ini benar-benar tulus padanya, dan tak pantas untuk disakiti.
Namun, ternyata salah! kuperhatikan lama-kelamaan dia semakin menjadi-jadi, sudah mulai menyakiti hatiku, bahkan lebih sakit dari yang kalian bayangkan! aku berusaha berpikir bagaimana, apa jalan keluarnya agar dia bisa berubah dan tidak lagi menyakiti, karena aku sudah menganggapnya sebagai sahabatku. tetapi, aku tak menemukan solusi. ternyata aku hanya seorang bodoh yang tidak bisa menemukan solusi untuk masalahku sendiri.
Akhirnya, aku memutuskan untuk jalan sendiri, maksudnya tidak bersamanya dulu, lebih tegasnya lagi aku menghindar untuk tidak dulu bersama-sama dengannya. aku ingin mencoba introspeksi diriku, aku coba pikir-pikir apa salahku padanya hingga dia berubah seperti itu. 
seiring berjalannya waktu, aku mulai merasa dia berubah, dia seperti rindu untuk bersama-sama denganku, dia mulai mencari-cari obrolan agar aku mau mendengarnya, dan aku langsung mulai merubah sikapku, aku kembali dekat dan hangat dengannya. TETAPI, itu hanya berlangsung beberapa hari saja, dia kembali kepada sikap anehnya. geram, aku benar-benar geram. jadi, kuputuskan saja untuk benar-benar menghindar darinya.
Dia berulang tahun. aku tahu dan sudah mengancang-ancang sehari sebelumnya kalimat terindah apa yang akan kuucapkan sebagai persembahan di hari jadinya itu. ternyata, aku adalah orang pertama yang memberinya ucapan selamat. suatu kebanggaan buatku, dan sebagai bahan pertimbangan baginya kalau akulah orang yang paling peduli dan perhatian terhadapnya. 
Suatu waktu dia dapat musibah, dia sakit. aku cukup kaget denga berita itu, kaget dengan sakitnya, dan juga kaget karena dia tak memberitahuku. tetapi yasudahlah, mungkin dia memang tidak sempat memberitahuku. kudoakan atas kesembuhannya, tetapi sudah lebih dari seminggu dia belum juga muncul di kelas, timbul rasa kasihanku, terutama kulihat teman-teman di kelas tidak ada yang ingat dia. Jadi kuingatkan saja kepada teman-teman dan mengajak mereka untuk melihatnya, apakah dia sakitnya parah??? 
tetapi, karena kesibukan dan kepentingan pribadi masing-masing yang berbeda, rencana melihatnya pun tertunda-tunda sampai pada akhirnya dia masuk.
Aku kaget saja ketika dia sudah berada di kelas perkuliahan kedua, sedangkan kelas pagi dia tidak masuk. tetapi karena sedang belajar dan ada dosen, aku belum berkata apa-apa kepadanya yang kebetulan juga duduk berjauhan denganku di kelas. jadi, ketika sudah bubarlah aku bisa menegurnya dan menanyakan keadaannya. dengan gaya terburu-buru dia menjawab pertanyaanku sekenanya saja, kupikir dia sedang terburu-buru, tetapi ketika selesai bicara denganku, dia malah berbicara dengan teman lain (aku yakin dia hanya mengalihkanku saja, dia pasti hanya mencari-cari obrolan saja dengan teman yang satu itu. karena, mereka sama sekali tidak dekat! bahkan mungkin tidak akan bicara kalau tidak perlu walaupun satu kelas.) aku tersinggung dan langsung beriba hati karenanya, tak tahu air mataku berlinang, namun aku sadar ini bukan saat dan tempat yang tepat, aku segera menyembunyikannya.
hari ini hari ulang tahunku. banjir, facebookku banjir dengan notifikasi, twitterku juga banjir mention ucapan selamat ulang tahun. apalagi hapeku, setiap saat berdering, namun, kutunggu-tunggu sms darinya tidak kunjung datang, sedikit kecewa dia melupakanku. tetapi, lagi-lagi aku mengerti keadaannya, dia sedang sakit dan tidak mungkin sempat memikirkan itu. TETAPI, tidak, dia tidak sakit, dia sudah sembuh! tetapi kenapa dia begitu? dia benar-benar sudah tidak menganggapku lagi, aku memang bukan temannya lagi.
kini, apa masih pantas aku berpositif thinking padanya???

Continue reading

Senin, 03 Oktober 2011

Welcome

Welcome My 20th

Kuakui aku memang berusaha untuk memungkiri bahwa besok adalah tanggal 4 Oktober. Dan itu artinya usiaku sudah memasuki kepala dua. Tapi, bagaimanapun aku memungkirinya, itu semua tetap harus terjadi. Bukan berkurangnya jatah usia yang aku benci, tetapi aku memang merasa belum siap dengan usia matang itu. Pikiranku melayang pada setahun yang lalu, ketika aku menyambut hari bahagiaku dengan sukacita. Ketika itu hari senin dan aku kuliah pagi pukul tujuh, aku mendapat banyak sambutan dan salam hangat dari teman-temanku disertai doa-doa mulia yang terucap dari bibir mereka. Aku senang, tidak hanya dari teman-teman dan sahabat-sahabatku saja, keluargaku juga pasti tidak melupakan hari jadiku yang ke 19 itu. Doa dan harapan dari orang tua, kakak-kakak dan adikku kuterima dan kujadikan motivasi untuk melaju dan mejalani usia 19 tahunku.
            Pada hari jumatnya, aku pulang kampung, seperti dugaanku, mama, papa, kakak dan adikku sudah mempersiapkan rencana terindah untuk mengadakan syukuran kecil-kecilan memperingati hari jadiku. Kubilang syukuran, karena di keluargaku memang tidak ada perayaan seperti yang kebanyakan orang adakan. Kami memang hanya menyikapinya dengan sederhana, tetapi aku bahagia dengan kesederhanaan itu. Karena kebehagiaan dan kebersamaan yang memang kubutuhkan, bukan kemewahan apalagi sampai glamour.
            Itu hanya sebagian kecil pengalaman kebahagiaan dan rasa suka yang bisa kutorehkan, bahwa sebenarnya yang kurasa dan yang kudapat lebih dari itu. Tetapi, mengapa sekarang aku takut dan merasa tidak siap dengan usia 20 tahun yang sudah berada di depan mata?

Continue reading