
Wahai engkau pemilik pribadi seelok senja, kuingat tutur
lembutmu itu selalu kau berikan padaku setiap kali kita beradu ucap. Nyaman kurasa
risauku berubah menjadi tentram...
Wahai engkau pemilik hati berselimut iman, kuingat
kalimat-kalimat nasehatmu yang pernah kau persembahkan di awal pertemuan kita
telah menghipnotis aku yang sedang merasa tragis...
Wahai engkau pria pencuri hati, ingin aku menciptakan ratusan
puisi yang menyejukkanmu, namun ribuan puisi indah pun kurasa takkan dapat
menggambarkan betapa sempurnanya kekagumanku padamu...

0 komentar:
Posting Komentar