...
Dera berusaha
meloloskan dirinya kembali, dan tangan kanannya terlepas dari si abang yang
kurus, segera ditendangnya pangkal paha pria itu. Dan tangan si abang bertubuh
kekar digigitnya untuk meloloskan tangan satunya lagi. Namun si abang tidak
bodoh, tangan kanan Dera yang terlepas diterkamnya sangat kuat hingga Dera
menjerit. Sementara lelaki teman Dera segera memukuli pundak si abang bertubuh
besar dengan tasnya yang berisi laptop. Tangan Dera lepas dari si abang kekar.
Diraihnya tangan Dera itu dan membimbingnya untuk segera kabur dari gang buntu
yang gelap itu. Dibawanya Dera menyusuri gang-gang sempit agar susah ditemui
oleh dua preman tadi, sampai mereka memilih berhenti di halaman sebuah rumah,
dan bersembunyi di balik pot bunga besar. Lampu teras rumah yang cukup
teranglah yang membuat Dera akhirnya bisa melihat jelas wajah lelaki yang
hingga kini masih memegang tangannya itu. Lelaki masa lalunya yang belakangan
ini selalu dihindarinya. Lama Dera terdiam menatap wajah teduh di dekatnya itu,
sampai pria itu beralih menatapnya juga. Seketika pandangan mereka beradu, ada
getaran lain yang menggelisahkan Dera. Ia segera memalingkan muka dan menarik
kasar tangannya. Lelaki tersebut hanya tersenyum, spontan mengusap lembut
kepala Dera. Dera dengan kasar menepis tangannya. Tapi ia tetap tersenyum
lembut penuh tatapan kasih sayang.
“Kamu nggak papa
kan?” Dera masih diam dan masih tidak mau melihat kearah lelaki itu.
“Ada apa Dera?
Kenapa kamu selalu ngehindarin aku? Aku nggak bakalan ngapa-ngapain kamu. Kita
kan sahabat!”
“Diem lu! Gue
nggak pernah punya sahabat!”
“Udahlah Ra, udah
lama semenjak mereka ngelakuin itu semua sama kamu! Tapi kenapa sampai sekarang
kamu masih aja juga ikut musuhin aku?” Dera hanya mengibaskan tangannya,
pertanda tidak ingin membahas masalah di masa lalunya.
“Sampai kapan
kamu bakal kayak gini Ra? Aku nggak tega ngeliat kamu kayak gini! Tolong,
kembalilah Dera!” Dera segera menatap lelaki itu.
“Apanya yang
kembali? Semua udah berakhir Ham! Udah, makasih udah bantuin gue. Pulang gih lu sana!” Dera
segera bangkit begitu menyelesaikan kalimat terakhirnya. Namun lelaki yang
ternyata sahabatnya itu segera memegang tangannya.
...
bersambung
...
bersambung
0 komentar:
Posting Komentar